Formulasi Sukses Ala K.H. Baqir Adelan (Pengasuh Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji)

Share





Formulasi Sukses Ala K.H. Baqir Adelan (Pengasuh Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji)
'
KHOLIF.COM - Ada banyak ide-ide masa kecil yang terkadang tanpa disadari muncul begitu saja di ingatan kita. Ide-ide yang tersusun dalam fikiran kala itu biasanya berupa sesuatu yang cenderung imajiner dan tidak realistis. Seperti peristiwa dimana kita berusaha menyusun jawaban seidieal mungkin saat ditanya soal cita-cita (ketika dewasa).

Maka dengan spontanitas dan begitu PeDe-nya kita menyebut profesi-profesi istimewa, contoh; tentara, polisi, pilot, presiden dan bahkan keinginan yang sebetulnya sangat abstrak, semisal sukses. Tetapi itulah masa kecil, masa di mana fikiran kita masih didominasi oleh faktor-faktor di luar diri kita (Vygostky).

Hasrat menjadi sukses, mungkin semua orang begitu. Di dunia ini tidak seorang pun yang ingin hidup melarat, sekalipun orang bodoh. Namun hanya sedikit dari mereka yang benar-benar sukses sesuai impian masa kecilnya. Jika waktu kecil saja berani berkata sukses, semestinya menginjak dewasa berani menjadi sukses, tetapi faktanya tidak.

Banyak cita-cita yang justru hilang di saat orang sudah dewasa. Barangkali orang dewasa mulai sadar bahwa mengubah entitas konseptual menjadi aktual itu bukan perkara mudah. Jadi wajar saja jika istilah sukses amat susah untuk dituang ke dalam kenyataan - karena memang ada semacam sistem yang harus dijalankan.

Dalam konteks cita-cita, sukses merupakan unsur (akibat) dari sistem kausalita, dimana ia dibangun oleh unsur-unsur (sebab) yang mempengaruhinya. Ibarat ingin pintar maka harus belajar, atau ingin kaya maka harus bekerja. Formula sederhananya, segala sesuatu yang masih berkaitan dalam suatu peristiwa sehingga melahirkan suatu akibat adalah termasuk menjadi penyebabnya (Von Bury).

Jadi perumpamaan di atas,  pintar merupakan akibat dari belajar dan kaya akibat dari bekerja.
Orang-orang dalam memaknai istilah sukses umumnya berbeda satu sama lainnya, sehingga berbeda pula cara merumuskannya. Ada yang mengatakan untuk menjadi sukses harus benar-benar fokus pada usaha, atau harus yakin pada doa.

Maka tidak heran saat mereka berikhtiar untuk sukses akan tampil beragam cara yang tidak sama. Dari sini agaknya berbeda pula dengan apa yang pernah dilakukan oleh K.H. Moh. Baqir Adelan (1934 - 2006). Sosok cendekia muslim yang terkenal dengan panggilan Yai Baqir ini telah membuat formulasi sukses yang begitu mustajab. Dengan dua unsur kausalita beliau membangun suatu konsep sukses yang utuh.

Unsur kausalita yang dimaksud adalah istikamah dan sukses itu sendiri – dimana jika ditarik ke dalam konteks variabel, maka istikamah adalah unsur yang mempengaruhi (independen) dan sukses sebagai unsur yang dipengaruhi (dependen). Kedua unsur tersebut kemudian disusun menjadi satu kalimat majemuk bertingkat atau multilevel cmpound dengan hubungan syarat. Adapun bunyi kalimatnya sebagai berikut:

حيثما تستقم يقدّر لك اللّه نجاحا في غابر الأزمان.
Artinya: Jika engkau beristiqomah, maka Allah akan menakdirkan kesuksesan bagimu sepanjang masa (Majmu; Fantasi Kranji 2006)

Formulasi sukses ini disebut sebagai moto. Dan inilah yang dijadikan sebagai prinsip hidup sang mendiang, yang kemudian dipelihara oleh para santri secara turun – temurun sampai pada generasi jauh sesudahnya. Saking relevannya sampai-sampai moto itu diabadikan di berbagai aset sepeninggalannya, seperti kitab-kitab karyanya. Maka tidak heran jika akan ada penggalan kalimat (moto) yang ditulis di halaman sampul belakang pada buku-buku pesantren (Tabah).

Memang formulasi sukses beliau sengaja diwariskan kepada santri-santrinya.
Lalu apa makna istikamah dalam moto itu? Sebetulnya istikamah memiliki banyak makna. Dalam konteks agama secara terminologi istikamah diartikan sebagai ketetapan dalam pendirian, yaitu ketetapan hati untuk selalu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang baik atau berketetapan hati, tekun dan terus-menerus menggiatkan usahanya untuk mencapai cita-citanya (Nasirudin Zuhdi; 2015).

Mungkin saja makna ini yang difahami beliau, mari kita lihat relevansinya.
Yai Baqir, semasa hidupnya - beliau benar-benar komitmen dan sangat konsisten terhadap motonya. Lantaran saking loyalnya moto itu seakan-akan sudah menyatu dan hidup di dalam dirinya. Dan sampai hari ini ia pun sebetulnya masih menyatu dan hidup bersama karya-karyanya. Entah sampai kapan, yang jelas moto itu akan selalu terlampir seikat dengan buku-bukunya.

Dalam riwayat hidup Yai Baqir, sebetulnya ada banyak rutinitas yang dikerjakan - yang itu sendiri menandakan betapa beliau sangat loyal terhadap motonya. Diantara yang paling tampak dan dikenang adalah keistikamahan dalam menjalankan aktivitas dakwahnya yang khas, yakni dengan menghimpun para nelayan di pondok secara periodik untuk keperluan arisan. Namun hebatnya beliau menyisipkan kajian keislaman dan doa bersama dalam acara tersebut (Zainul Arif; 2014).

Tidak berhenti sampai di situ, di sela berdakwah - Yai Baqir juga sangat istikamah atau ulet mengelola usaha mebel (perahu nelayan) yang beliau bangun sendiri sampai benar-benar sukses (Nurul Firdaus; 2016).

Baik dalam kegiatan dakwah maupun usaha, kiai kelahiran Kranji ini menjalani semua rutinitasnya tidak tanpa hambatan. Sebagai pedakwah beliau sering mendapat cemoohan dari masyarakat sekitar - begitu pula selaku pengusaha, tidak jarang pemilik UD Barokah Sejati ini menerima perlakuan tidak baik dari konsumen mebelnya. Bahkan pernah suatu ketika beliau menawarkan konsep dan desain perahu kepada para nelayan, tetapi yang terjadi malah dikucilkan (Rahmat Dasi dalam Nurul Firdaus).

Sekiranya tidak karena motonya, tidak mungkin beliau mencapai kesuksesan yang demikian luar biasa. Kesimpulannya, unsur istikamahlah yang menyebabkan kesuksesan.
Andaikata memperkirakan kuantitas aset yang diwariskan Yai Baqir kepada pesantren Tabah, maka tidak cukup satu julid buku untuk menulisnya.

Dan jika menimbang-nimbang kualitas semua peninggalannya, maka tidak satupun keburukan ada di dalamnya. Jika melihat begitu hebat desikasinya, seolah semua yang melekat di dirinya tidak lain hanyalah untuk kita, sebagai santrinya. Dan bagi kita yang ingin meniti jejak hidupnya - sesungguhnya ada satu warisan berharga untuk kita, ialah sebuah jalan menuju keberhasilan. Betul, ia adalah formulasi sukses. Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu'anhu.


Share

Belum ada Komentar untuk "Formulasi Sukses Ala K.H. Baqir Adelan (Pengasuh Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel